Monday 31 December 2012

Why I Love Movies?



Waktu itu (mungkin) gue baru berumur sekitar 3 atau 4 tahun, duduk diatas tempat tidur sedang menyaksikan sebuah tayangan atau mungkin bisa disebut juga dengan film, pada layar tv yang hanya berukuran 14”. Itulah untuk pertama kalinya gue dikenalkan dengan sebuah media tontonan yang hingga kini menjadi kegiatan keseharian yang pasti dilakukan. Pada saat itu (4 tahun), gue sering dicekoki oleh bokap untuk menonton film dengan mini-home theater nya. Jujur saja pada umur belia saat itu, setiap kali bokap memutar salah satu film dengan menggunakan mini-home theater-nya yang tentu saja dengan suara menggelegar cetar membahana badai maknyos, membuat gue sendiri ketakutan sambil menutup telinga yang ujung ujung nya malah nangis (jujur aja gue waktu kecil cengeng amat euy!)

Setelah akhirnya gue mulai cukup tumbuh dan berkembang (cie ileh bahasanya biologis amat), tau cari tau ternyata media yang digunakan untuk memutar film saat gue masih kecil itu disebut dengan LaserDisc. LaserDisc berbentuk cakram/kepingan disc yang cukup besar dan memiliki 2 sisi (side A & side B). Film film yang dulu sempat ditonton juga lumayan gue hapal, mulai dari Edward Scissorhands (waktu itu gue kira ini film hantu lho, jujur xD ), The Lion King, Aladdin, Pocahontas, Toy Story, Armageddon (film pertama Michael Bay yang bikin gue kagum akan ledakan di filmnya), 101 & 102 Dalmatians, dan masih banyak sekali film film lainnya, yang kebanyakan sih konsumsi film animasi waktu masih kecil.

LaserDisc yang sempat populer pada tahun 80 hingga 90an


Ga cuman hanya sebatas menonton di rumah lewat LaserDisc saja, tetapi gue bersama bokap nyokap serta kakak kakak gue yang imut imut (dan tentu saja sekarang amit amit yak), pergi ke sebuah tempat yang cukup besar. Dan setelah masuk kedalam ternyata ada sebuah layar yang lebih besar lagi dengan rentetan bangku bangku yang tersedia. Yak! Tempat itu disebut dengan bioskop atau bahasa kampungnya yaitu cinema. Taukah anda film pertama yang gue tonton di bioskop saat kecil dulu? Judulnya adalah *jeng jeng* TITANIC! Ah, gue ingat (sangat ingat sekali) pada waktu menonton Titanic, gue ditemani oleh err… setoples es krim Walls yang berukuran 500 ml dan bergambar Mickey Mouse, Donal bebek dan teman temannya. Tapi tentu saja isinya bukan es krim, melainkan Fanta merah :))

Apa yang membuat gue jatuh cinta dengan film? Selain fantasi, imajinasi, cerita dengan alunan lagu soundtrack yang membuat film menjadi lebih hidup, film juga memberikan kita inspirasi, perubahan dalam hidup yang cukup besar, serta pelajaran (termasuk gue yang dulu bahasa Inggrisnya hancur banget >.<)

Berkat kegilaan gue akan film yang udah kayak virus, dulunya setiap kali gue mau nonton pasti ajakin temen, so yah temen gue jadi malah ikutan suka nonton film deh. Tapi belakangan ini karna temen deket gue udah pada mencar semua ntah kemana (ada yang keluar kota sampe ada yang keluar negri), jadi gue lebih memilih buat nonton sendirian ke bioskop. Kebiasaan nonton sendiri di bioskop sih sebenarnya udah mulai sejak SMP kelas 1. Awalnya sih agak canggung dan aneh gitu yah tapi lama kelamaan gue mah cuek aja, malah gue sangat menikmatinya. Selain lebih fokus nonton, ga telat masuk studio, dan tentunya menghemat pengeluaran, hihi.

So secara garis besar, why I love movies? Film ibarat seperti ilmu dan makanan. We can’t live without it.

Post ini merupakan salah satu wacana berdasarkan pandangan orang orang disekitar kita terutama terhadap sesama movie lovers mengapa orang tersebut bisa suka dengan media tontonan yang disebut dengan film. Tentu saja selain menghadirkan tema 'Why I Love Movies?' anda juga dapat membaca hasil tulisan review mereka masing masing. Here they are:

Mbak Mery: Read here!

Cici Tyas: Read here!

Bang Lucky: Read here!

Bang Bana: Read here!

Bang Algit: Read here!

Bang Nael: Read here!

Bro Heru: Read here!

Bang Arief: Read here!

Bang Zuliandra: Read here!

Bang Bandhi: Read here!







No comments:

Post a Comment